Jumat, 08 September 2017

DIRASAT ULUM AL-QUR’AN

DIRASAT ULUM  AL-QUR’AN

Definisi al-Qur’an
            Ulum al-qur’an berasal dari dua suku kata Bahasa Arab yang terdiri dari kata “ulum dan “al-Qur’an” yang kemudian disusun secara  idhafi (atributif) sehingga menjadi “Ulum al-Qur’an.
            Ulum merupakan kata plural dari kata “ilm” yang secara etimologi berarti: ”perasaan, dugaan kuat, pengalaman. Orang yang merasakan sesuatu dan memiliki dugaan kuat atau memiliki pengalaman tentang sesuatu tersebut dikatakan “alim.” Kata “ilm” memiliki padanan kata (muradif) “al-Fahm” (pemahanan) dan “al-ma’rifah” (pengetahuan), “al-yaqin” (keyakinan) serta “al-jazm” (kepastian).
            Sedangkanilm menurut epistemologinya berarti: “Data-data yang disusun secara sistematis pada satu disiplin tertentu.
            Kata “al-Qur’an” merupakan kata benda. Ulama berbeda pendapat apakah kata al-Qur’an ini merupakan kata benda netral (jamid) atau kata benda jadian (musytaq).
Imam Syafi’i dan Imam Qira’at Ibnu Katsir berpendapat bahwa al-Qur’an adalah kata benda netral. Ia adalah nama dari sebuah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, seperti halnya Taurat atau Injil merupakan kata benda netral dan nama dari kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Musa dan Isa as.
Ulama yang lain mengatakan bahwa al-Qur’an adalah kata benda jadian. Namun mereka berbeda pendapat tentang asal muasal kata benda jadian tersebut sebagaimana berikut:
  1. Al-Zajjaj berpendapat kata al-Qur’an merupakan kata sifat, yang berinduk pada wazan “fu’lan dan berasal dari kata “al-Qar’u yang berarti “mengumpulkan,” seperti kata orang Arab “Qara al-maa fi al-haudhi(mengumpulkan air di kolam).
  2. Abu al-Hasan al-Asy’ari mengatakan al-Qur’an berasal dari kata “Qarn.” Huruf alif merupakan tambahan, sedangkan huruf nun nya asli. kata ini berarti “menggabungkan,” seperti kata orang Arab “qarantu al-syaia bi al-syaii” (aku menggabungkan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain). Al-Qur’an dinamakan demikian karena menggabungkan antara beberapa huruf, kata-kata dan surat, atau karena menggabungkan antara ilmu-ilmu pengetahuan yang terdahulu dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang terakhir.
  3. Al-Farra’ berpendapat bahwa al-Qur’an berasal dari “al-Qarain” bentuk plural dari kata al-qarinah yang berarti keterkaitan atau penguat. Al-Qur’an dikatakan demikian karena antara satu ayat dan lainnya atau antara surat dengan surat lainnya memiliki kemiripan dan saling kuat menguatkan antara satu dan lainnya.
  4. Sementara ulama lain berpendapat al-Qur’an dari kata “Qiraa” yang berarti “jamuan tamu.” Dikatakan demikian, karena ada Hadits dirawayatkan al-Hakin dan al-Daru Quthni sebagaimana berikut:
القرآن مأدبة الله فى الأرض فأقبلوا على مأدبته ما استطعتم
      Artinya: ”Al-Qur’an adalah hidangan di muka bumi, maka per-
      gilah menuju hidangan itu semampu kalian.”
  1. Al-Lihyani berpendapat bahwa al-Qur’an berasal dari kata ”   qira’ah” (bacaan). Al-Qur’an dinamakan demikian karena ia dibaca sepenuh hati dengan menggabungkan lafadz yang satu dengan yang lainnya.
   
Dari beberapa pendapat di atas, yang paling kuat adalah pendapat al-Lihyani, dengan argumentasi berikut:
a.    Mengacu pada sumber dan kaidah Bahasa Arab
b.    Memiliki penguat dari ayat al-Qur’an, sebagaimana berikut:
" لا تحرك به لسانك لتعجل به إن علينا جمعه و قرآنه. فإذا قرأناه فاتبع قرآنه ( القيامة:17-18)
            Sedangkan al-Qur’an menurut epistimologinya adalah: ”Kalam Allah yang mengandung nilai mu’jizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam mushhaf, ditransfer melalui periwayatan yang mutawatir dan bernilai ibadah bagi pembacanya, diawali dari Surat al-Fatihah dan diakhiri dengan Surat al-Nas.”
Nama-Nama al-Qur’an                
            Ulama menyebutkan beberapa nama lain untuk al-Qur’an yang diambil dari ayat-ayat al-Qur’an sendiri. Tetapi ada hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nama selain al-Qur’an ini, karena para ulama mencampuradukkan antara nama dan sifat atau fungsi al-Qur’an sehigga jumlahnya relatif cukup banyak. Di antara nama yang sering disebut dalam al-Qur’an adalah:
  1. Al-Kitab, sebagaimana firman Allah SWT pada awal Surat al-Baqarah:
$O!9# ÇÊÈ   y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ  

  1. Al-Furqan,sebagaimana disebutkan dalam al-Furqan ayat:1
x8u$t6s? Ï%©!$# tA¨tR tb$s%öàÿø9$# 4n?tã ¾ÍnÏö6tã tbqä3uÏ9 šúüÏJn=»yèù=Ï9 #·ƒÉtR ÇÊÈ  

  1. Al-Dizkr,nama ini disebutkan dalam Surat al-Hijr ayat:9
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ  
Dari nama-nama ini yang ada kaitannya dengan isyarat bahwa Allah akan menjaga al-Qur’an adalah nama al-Qur’an dan al-Kitab. Nama al-Qur’an mengisyaratkan bahwa kitab ini  dijaga kemutawatirannya lewat hafalan. Dan untuk itu Allah SWT mempermudah umat Islam untuk menghafal ayat-ayat al-Qur’an bagi mereka yang menghendakinya. Sedangkan nama al-Kitab mengisyaratkan bahwa al-Qur’an akan dijaga lewat pembukuan. Yang terakhir ini diilhamkan oleh Allah SWT kepada Umar Ibn al-Khathab ra Untuk membukukan al-Qur’an pada masa kekhilfaan Abu Bakar ra.

Fungsi al-Qur’an

            Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk kepada seluruh umat manusia, sebagaimana dinyatakan dalam Surat al-Isra’:9
¨bÎ) #x»yd tb#uäöà)ø9$# Ïöku ÓÉL¯=Ï9 šÏf ãPuqø%r& çŽÅe³u;ãƒur tûüÏZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# tbqè=yJ÷ètƒ ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨br& öNçlm; #\ô_r& #ZŽÎ6x. ÇÒÈ  
            Ayat ini menjelaskan bahwa al-Qur’an menunjukkan kepada hal-hal yang lurus. Dengan tidak disebutkannya objek dari yang ditunjukkan, menunjukkan bahwa petunjuk al-Qur’an bersifat universal, mencakup berbagai bidang kehidupan duniawi dan ukhrawi,  dan petunjukkannya paling lurus.
            Petunjuk al-Qur’an tersebut dapat diklasifikasikan sebagaimana berikut:
1.      Petunjuk aqidah yang mencakup dalam rukun iman yang enam
2.      Petunjuk akhlaq al-Karimah baik yang terkait dengan hablum bi Allahi dan hablun bi al-Nas
3.      Petunjuk Syari’at/Hukum-hukum Islam yang berupa Hudud, Qishash, hukum perdata dan lain-lain
4.      Al-Hikmah
Isi Kandungan al-Qur’an
1.      Tauhid sebagaimana firman Allah dalam Surat an-Nahl:36
ôs)s9ur $uZ÷Wyèt/ Îû Èe@à2 7p¨Bé& »wqß§ Âcr& (#rßç6ôã$# ©!$# (#qç7Ï^tGô_$#ur |Nqäó»©Ü9$# ( Nßg÷YÏJsù ô`¨B yyd ª!$# Nßg÷YÏBur ïÆ¨B ôM¤)ym Ïmøn=tã ä's#»n=žÒ9$# 4 (#r玍šsù Îû ÇÚöF{$# (#rãÝàR$$sù y#øx. šc%x. èpt7É)»tã šúüÎ/Éjs3ßJø9$# ÇÌÏÈ  
Artinya: “Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut [826] itu,” Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
2.      Janji dan ancaman
ytãur ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä óOä3ZÏB (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# óOßg¨ZxÿÎ=øÜtGó¡uŠs9 Îû ÇÚöF{$# $yJŸ2 y#n=÷tGó$# šúïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% £`uZÅj3uKãs9ur öNçlm; ãNåks]ƒÏŠ Ï%©!$# 4Ó|Ós?ö$# öNçlm; Nåk¨]s9Ïdt7ãŠs9ur .`ÏiB Ï÷èt/ öNÎgÏùöqyz $YZøBr& 4 ÓÍ_tRrßç6÷ètƒ Ÿw šcqä.ÎŽô³ç Î1 $\«øx© 4 `tBur txÿŸ2 y÷èt/ y7Ï9ºsŒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÎÎÈ  
Artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.
Ÿxsù y7ö7Éf÷èè? óOßgä9ºuqøBr& Iwur öNèdß»s9÷rr& 4 $yJ¯RÎ) ߃̍ムª!$# Nåku5ÉjyèãÏ9 $pkÍ5 Îû Ío4quŠysø9$# $u÷R9$# t,yd÷s?ur öNåkߦàÿRr& öNèdur tbrãÏÿ»x. ÇÎÎÈ  
Artinya: “Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam Keadaan kafir.
  1. Ibadah
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
Artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Definisi Ulum a-Qur’an
            Kata ulum yang digabung dengan kata al-Qur’an sehingga menjadi “ulum al-Qur’an” memiliki definisi tersendiri. Dalam hal ini ulama membaginya menjadi dua: Definisi Ulum al-Qur’an al-Idhafi dan definisi Ulum al-Qur’an al-Mudawwan.
            Definisi Ulum al-Qur’an al-Idhafi adalah sekelompok ilmu pengetahuan yang terkait dengan pemahaman al-Qur’an. Definisi ini bersifat umum sehingga mencakup ilmu-ilmu syar’i seperti: Tafsir, Hadits, Ushul Fiqh, dan ilmu-ilmu yang dipergunakan untuk memhami al-Qur’an, seperti: Ilmu Bahasa, Sejarah dan lain-lainnya dan masing-masing dari ilmu-ilmu tersebut berdiri sendiri.
            Sedangkan definisi Ulum al-Qur’an al-Mudawan lebih terfokus pada gabungan ilmu-ilmu pengetahuan yang terkait erat dengan jati diri al-Qur’an dan penelitian al-Qur’an, sebagaimana definisi berikut:
“Ulum al-Qur’an adalah ilmu yang membahas al-Qur’an dari aspek turunnya, asbab nuzul, munasabat, pembukuannya dan lain-lainnya.”      

B. Klasifisikasi Ulum al-Qur’an
Secara garis besar Ulum al-Qur’an dibagi menjadi dua:
1.         Ulum al-Qur’an bi al-Riwayah, yaitu ilmu-ilmu al-Qur’an yang yang sumbernya dari periwayatan, seperti: Ilmu Asbab al-Nuzul dan Ilmu Qira’at.
  1. Ulum al-Qur’an bi al-Dirayah, yaitu ilmu-ilmu al-Qur’an yang diperoleh dari hasil ijtihad melalui penelitian para ulama, seperti: Ilmu Munasabat, Ilmu Nasikh wa al-Mansukh, I’jaza al-Quran dan lain-lain.

C. Manfaat Mempelajari Ulum al-Qur’an
       Di antara manfaat meempelajari Ulum al-Qur’an adalah:
1.         Mengakses  berbagai ilmu pengetahuan yang dimuat dalam al-Qur’an baik yang bersifat toritis ataupun praktis
  1. Sebagai alat bantu memahami, mengungkap dan istinbath (pengeluarkan) hukum atau pesan-pesan moral dan pendidikan dalam al-Qur’an
  2. Memperdalam keimanan terhadap orisinalitas al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT dan menolak berbagai issu negatif terhadap al-Qur’an yang dilontarkankan oleh musuh-musuh Islam yang bertujuan meragukan dan menodai kesucian dan keorisinilan al-Qur’an
  3. Mengapresiasi dan melestarikan warisan intelektual para ulama terahulu dalam bidang ulum al-Qur’an







Tidak ada komentar:

Posting Komentar